Wednesday, December 31, 2008

Menghitung signalling link occupancy

Biasanya dalam sebuah elemen STP menyediakan alat (tool) untuk memonitor atau mengoleksi informasi availability, performansi dan utilisasi dari MTP signalling link. Informasi tersebut biasa sisebut statistical counters.

Untuk menentukan beban (load) dari signalling link biasanya digunakan counter utilisasi. Counter utilisasi signalling link biasanya menampilkan data detail dari pengiriman (tranmisi) dan pengerimaan paket-paket Message Signaling Unit (MSU) serta paket-paket SIF+SIO selama periode waktu tertentu dalam satuan octet (8bit).

Link occupancy dapat dihitung dengan menghitung total octet yang dikirim atau diterima dalam waktu tertentu dibagi waktu pengukuran. Total octet adalah total pengiriman atau pengerimaan paket MSU dan paket SIF+SIO. Tapi perlu diingat bahwa sebuah paket MSU memiliki octet tambahan (overhead) karena adanya MTP Level 2 yaitu penambahan bit-bit untuk informasi/flag F+CK+LI+FSN+BSN yang besarnya 6 octet.

Dibawah ini adalah sebuah ilustrasi perhitungan link occupancy dari counter utilisasi:





Sebagai catatan, link occupancy yang direkomendasikan adalah 0.2 Erlangs untuk beban normal dan 0.4 Erlangs untuk beban tinggi (seperti yang dispesifikasikan pada dokumen spesifikasi ETSI 300 008 atau ITU-T Q.706 Recommendation). Jika occupancy lebih besar dari nilai tersebut maka sudah saatnya untuk mempertimbangkan penambahan link.

Tuesday, December 23, 2008

Bisnis mobile advertising

Saat ini mobile advertising atau iklan lewat media perangkat bergerak sedang menjadi topik yang banyak dibicarakan. Beberapa analis memprediksikan mobile advertising ini akan menjadi potensi besar dan akan menjadi revenue stream batu buat operator. Memang kalau dibandingkan dengan internet advertising, bisnis mobile advertising ini masih sedikit jadi ada potensi besar untuk makin berkembang. Apalagi didukung dengan semakin besarnya pemakaian layanan data lewat perangkat bergerak.

Dibanding layanan value-added lainnya seperti SMS, RBT yang merupakan penyumbang keuntungan terbesar di pasar Indonesia, kemungkinan mobile advertising bisa menjadi penyumbang ketiga terbesar jika operator dapat menggarapnya dengan lebih baik. Perlu kreativitas dalam membuat layanan berbasis mobile advertising ini karena iklan sebernarnya bukan layanan tetapi merupakan informasi tambahan yang dapat ditambahkan atau dilewatkan pada layanan lain misalnya SMS, MMS, RBT, MCA, VMS dan lain-lain.

Contoh sederhana mobile ad adalah pengiriman informasi iklan lewat SMS secara broadcast. Contoh lain yang lebih kreatif misalnya:

  • Penambahan teks iklan pada SMS yang dikirimkan dari seseorang ke orang lain dengan memanfaatkan sisa karakter yang bisa dimuat dalam SMS yaitu 160
  • karakter. Bagi si pengirim SMS menjadi gratis atau mendapatkan diskon karena pesan singkatnya disisipi oleh iklan.
  • Iklan dalam bentuk RBT. Pelanggan yang menggunakan RBT iklan akan mendapatkan tambahan pulsa atau gratis layanan lainnya setiap kali RBT-nya didengarkan oleh pemanggil.
  • Penambahan teks iklan pada SMS missed-call alert.
  • Banner iklan pada halaman portal mobile-site operator.

Layanan-layanan yang mendapat diskon karena disisipi oleh iklan atau pelanggan yang mendapatkan gratis layanan lain karena dia mendapatkan iklan membuat konsep mobile advertising menarik bagi pelanggan. Konsep ini disebut 'ad founded' dimana pelanggan mendapatkan keuntungan dari iklan.

Mobile ad ini akan menjadi lebih baik jika operator dapat melakukan targeted advertising yaitu hanya memberikan iklan pada orang yang dimungkinkan tertarik pada jenis iklan tertentu. Hal ini dapat dilakukan karena operator memiliki data pelanggannya apalagi jika data tersebut bisa lebih detail misalnya dengan melihat histori dari konten-konten yang pernah didownload oleh pelanggan.

Mobile ad menjadi menarik bagi para agensi iklan atau perusahan yang memerlukan promosi produknya karena targeted, sehingga iklan ini bisa dibilang lebih personal. Mobile ad juga dapat dikirim kapan saja karena perangkat bergerak yang dimiliki pelanggan hampir selalu 'online' dan pelanggan memiliki billing relationship dengan operator sehingga membuat kemudahaan dalam memberikan benefit pada pelanggan.

Mobile ad bisa juga mejadi lebih menarik jika lebih tertarget pada posisi pelanggan. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan Location-Based Service (LBS).

Semakin booming-nya mobile ad ini terlihat juga dati berlomba-lombanya vendor-vendor telekomunikasi mulai melirik bisnis ini. Beberapa perusahan alat telekomunikasi mulai bergerak untuk memiliki portofolio produk/layanan untuk mobile ad dengan cara membuatnya atau mengakuisisi peruhaan yang sudah dulu dibisnis ini.


September 2007, perusahaan telekomunikasi Nokia mengakuisisi enPocket sebuah perusahaan yang memimpin di dunia mobile advertising. Sep 2008, Nokia juga mengabarkan bahwa beberapa pemain di industri media besar di eropa masuk dalam "Nokia Media Network". Pemain dalam industri media itu termasuk Agence France-Presse, France; RTL Mobile, Germany; Cuatro, Spain; Grupo Prisa, publisher of El PaĆ­s, Spain; Unidad Editorial, publisher of El Mundo, Spain; CNET, UK; Telegraph Media Group, UK; Trinity Mirror, UK; dan International Herald Tribune, pan-European


Feb 2008, Ericsson juga melakukan launching layanan hosted mobile advertising dan pada 14 Sep 2008, mereka mengumumkan kerjasamanya dengan operator KPN dari Belanda untuk implementasi layanan hosted mobile advertising pada pelanggan KPN. Dengan layanan hosted mobile advertising, KPN dapat melakukan targeted advertisements dengan berbasis preferensi konsumennya dan agensi juga dapat membuat dan mengelola iklan menggunakan reporting tools.

Motorola, lewat Motorola Ventures juga mulai melakukan investasi di bisnis mobile ad ini dengan memberikan dana pada Amobee Media Systems untuk pengembangan teknologi mobile ad.

Friday, December 19, 2008

Gembar-gembor mobile advertising

Dengan adanya gembar-gembor mobile advertising yang bisa kita lihat diberbagai website, dokumen hasil market analisis serta banyaknya para vendor telekomunikasi yang masuk ke bisnis ini, maka dengan ini saya berpendapat bahwa .... booming-nya mobile advertising ini masih terlalu dibesar-besarkan. Kenyataannya bisnis ini belum terlalu besar.

Di Indonesia, beberapa operator juga sudah mulai giat menggalakan bisnis mobile advertising ini seperti XL, esia, indosat, dan lain-lain tapi belum terlihat persaingan diantara mereka pada bisnis ini.

Jadi saya setuju dengan sebuah artikel ini: mobile advertising is massively overhyped, says analyst firm.

Bisa jadi memang mobile advertising ini menjadi booming karena efektifitasnya, tetapi perlu diingat mobile ad ini bukan tanpa tanpa tantangan permasalahan. Mobile ad perlu dilakukan dengan hati-hati agar tidak menggangu (intrusive) karena hampir semua pemilik ponsel atau perangkat bergerak mengganggap ponsel sebagai perangkat personal. Mereka membayar untuk membeli layanan sehingga iklan dapat dianggap tidak berhak masuk.

Dapat dimungkinkan nantinya pelanggan membutuhkan preimum service untuk menghindari iklan pada perangkat bergeraknya. Artikel Ad-averse Mobile Users Will Pay to Avoid Advertising memaparkan hasil survey yang menunjukan walopun 56% reponden berpendepat bahwa mendownload content harusnya bisa gratis, tetapi ada kecenderungan konsumen yang tidak menginginkan adanya iklan dan mereka memilih membayar lebih untuk menghindari iklan. Dari survey tersebut telihat juga sebenarnya, kebanyakan kalangan muda tidak keberatan untuk membayar konten yang didalamnya tidak terdapat iklan.

Thursday, December 18, 2008

WiMAX vs. LTE

Belum lama ini dalam sebuah kongress, ketua dari WiMAX Forum, Ron Resnick, mengungkapkan 'perlawanannya' terhadap LTE. Menurutnya LTE bukanlah sebuah evolusi tetapi seperti halnya WiMAX, LTE adalah sebuah loncatan teknologi. Hal ini diungkapkan karena biasanya orang melihat LTE adalah sebuah teknologi yang merupakan evolusi dari WCDMA/UMTS karena dibuat oleh organisasi 3GPP yang membuat standarisasi GSM, WCDMA/UMTS, IMS sehingga membuat konsepsi yang salah bahwa LTE bersifat backward compatible dengan standar 3G/UMTS atau paling tidak menawarkan jalur migrasi yang lebih mudah. Pada kenyataannya teknologi WCDMA atau CDMA200 sangat jauh berbeda dengan LTE. LTE malah lebih dekat dengan WiMAX. Sebuah keuntungan bagi WiMAX adalah teknologi ini telah tersedia dipasar dan commercial deployment telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Ini akan membuat WiMAX menjadi lebih mature secara terknologi. Disisi lain LTE saat ini masih dalam tahap penyelesaian standar dan melakukan test deployment sehingga perlu waktu untuk operator agar dapat mengadopsi LTE. Berita selengkapnya silahkan lihat "WiMAX Forum chief hits back at LTE over-optimism"

Slide dari Dr.-Ing. Carsten Ball (Nokia Siemens-Networks, Germany) ini, cukup komprehensif menjelaskan perbandingan LTE dengan WiMAX dari sisi teknologi.

Komponen/elemen dari Intelligent Network

Komponen-komponen dari Intelligent Network

SSP= Service Switching Point
IP = Intelligent Periperal
SCP = Service Control Point
SDP = Service Data Point
SMP = Service Management Point
SMAP = Service Management Access Point
SCE = Service Creation Environtment

Friday, December 05, 2008

Dari perusahaan IT menjadi vendor telekomunikasi

Ide konvergensi antara dunia telekomunikasi, new media dan IT yang semakin mengemuka dan terimplementasi sedikit demi sedikit, membuat banyak perusahaan IT mulai melirik teknologi komunikasi dan bermain dibisnis ini. Vendor-vendor besar seperti IBM, Sun, Oracle, Microsoft semua mulai melirik bisnis telekomunikasi dengan membuat produk-produk khusus untuk keperluan operator dan mengembangkan teknologi untuk layanan baru yang berbasis unified messaging. Beberapa perusahaan IT tersebut ada juga yang mengembangkan solusi berbasis produk dari rekanan misalnya IBM dan beberapa perusahaan seperti Oracle mengakusisi perusahaan lain yang memiliki portofolio produk telekomunikasi.

Dengan adanya teknologi VoIP dan semakin populernya teknologi SIP membuat berbagai layanan telekomunikasi berbasis suara dapat dibuat dengan mudah. Teknologi berbasis SIP ini semakin populer karena arah dari perkembangan telekomunikasi bergerak dalam jaringan operator pun nantinya akan menggunakan teknologi SIP. Jadi walaupun belum banyak operator yang all-IP architecture dan telekomunikasi berbasis SIP, tetapi telah banyak vendor-vendor membuat produk berbasis teknologi ini.

SDP yang dikatakan sebagai penghubung antara dunia telekomunikasi dan IT saat ini juga mengarah pada penggunaan SIP untuk mengekpos layanan suara yang dimiliki operator ke perusahan-perusahan 3rd party. Walaupun operator masih menggunakan teknologi TDM (switch based) untuk layanan suara, hal ini tidak menghentikan operator untuk dapat mengadopsi teknologi SIP untuk SDP. Beberapa solusi SDP memasukan sebuah elemen VoIP gateway yang dapat menjembatani antara jaringan TDM dengan jaringan IP.

Tapi berita baru bahwa Microsoft akan menghentikan (end of life) produk SDP-nya yang bernama Connected Services Framework (CSF) sangat mengejutkan saya karena secara pribadi saya baru saja melihat presentasi dari Microsoft yang mengesankan minggu lalu tentang Content Delivery Platform dan Interactive Media Manager. Secara umum berita ini juga pasti mengejutkan karena Microsoft telah memiliki sebanyak 30 customer yang menggunakan solusi SDP-nya serta produk CSF ini baru di-launching tahun 2005.



Open API untuk telco

Dalam sebuah arsitektur SDP biasanya terdapat elemen yang mengekspos jaringan operator kepada dunia luar misalnya perusahaan rekanan (3rd parties) yang ingin memberikan layanannya kepada pelanggan operator. Elemen ini membuat jaringan operator menjadi semakin terbuka bagi siapapun dan mempermudah operator untuk mengeluarkan layanan-layanan baru pada pelanggannya.

Untuk keperluan mengekspos jaringannya, operator biasanya membuat sebuah API (application programming interface) yang dipublikasikan secara terbuka dan bahkan membuat komunitas developer agar semakin banyak orang yang dapat membuat aplikasi yang dapat digunakan oleh subscriber. API seperti ini disebut dengan istilah Telco API.

Berdasatkan riset, penggunaan Telco API dapat meningkatkan ARPU sampai 36%. Hal ini disampaikan oleh Alan Quayle dalam Asia SDP Summit 2008, November lalu (Paper tentang Telco API dari Alan Quayle dapat dilihat disini). Tentu saja ini menjadi menarik bagi operator yang sekarang sedang mengalami kecenderungan penurunan ARPU karena perang tarif.

Beberapa standar API sebenarnya telah dibuat seperti Parlay/OSA, ParlayX yang berbasis web service, JAIN yang berbasis Java. Tetapi itu saja tidak cukup, kemudahaan untuk membuat layanan bagi developer adalah kunci penting. Oleh sebab itu, ketersediaan akan integrated development environtment (IDE), tools, simulator, contoh kode program aplikasi, dokumentasi serta file-file binary API yang siap digunakan adalah kunci penting bagi operator untuk dapat menggaet developer.

Thursday, December 04, 2008

Demo teknologi relaying yang akan digunakan pada LTE-Advanced

Tanggal 1 Desember 2008, NSN mendemonstrasikan teknologi yang akan digunakan pada LTE-Advance yaitu teknologi relaying. Dengan teknologi ini sebuah antena pada base station dapat ditambahakan untuk menambah cakupan (coverage) tanpa menggunakan backhaul tapi relay station ini mengirimkan data ke station sebelahnya yang memiliki backhaul dengan menggunakan frekuensi yang sama dengan frekuensi yang digunakan oleh perangkat pengguna misalnya ponsel. Dengan cara seperti ini maka peningkatan coverage lebih mudah dan lebih hemat biaya.

Teknologi relaying cocok untuk indoor coverage misalnya didalam gedung maupun di perkotaan dimana banyak gedung tinggi sehingga menghambat sinyal. Fungsi relay disini adalah memperkuat sinyal yang melemah karena adanya interferensi ataupun noise.


Gambar diambil dari presentasi Motohiro Tanno (NTT DoCoMo, Inc)

Berita selengkapnya disini.

Wednesday, December 03, 2008

LTE-Advanced


Sudah beberapa bulan, mungkin 1 sampai 2 bulan tidak buka website 3GPP. Hari ini buka dengan tampilan yang baru, yang lebih fresh dengan warna hijau dan terlihat lebih profesional. Tapi saya bukan mau ngomongin website 3GPP, saya mau ngasih tau kalau sekarang 3GPP sudah mulai mengembangkan teknologi yang lebih baru dari LTE yang diharapkan akan menjadi teknologi 4G.

Jadi LTE tidak akan menjadi teknologi 4G? Ya, sepertinya begitu. Ini karena organisasi telekomunikasi internasional, ITU, yang mendefinisikan teknologi 4G (IMT-Advanced) menspesifikasikan bahwa teknologi 4G harus memiliki data rate minimal 1 Gbps. Teknologi atau spesifikasi baru untuk memenuhi definisi 4G ini sudah mulai dikerjakan oleh 3GPP dan diberi nama LTE-Advanced. 3GPP telah mempublikasikan spesifikasi kebutuhan (technical requirement) TR-36.913 "3rd Generation Partnership Project; Technical Specification Group Radio Access Network; Requirements for Further Advancements for E-UTRA (LTE-Advanced)"untuk pengembangan LTE-Advanced ini pada bulan Juni 2008.

Memang teknologi berkembang begitu cepat melebihi aksebilitasnya sendiri pada masyarakat. Belum juga LTE digunakan oleh operator sebentar lagi kita akan punya LTE-Advanced.

LBS sudah mati?

Layanan berbasis lokasi (Location-Based Service) atau sering disingkat LBS adalah ide untuk memberikan layanan value-added pada pelanggan layanan telekomunikasi yang berbasis pada informasi dimana pelanggan itu berada. Layanan ini telah terealisasi sejak dulu. Hampir semua produsen-produsen alat telekomunikasi besar meninvestasikan uangnya untuk membuat produk LBS dan telah mengimplementasikannya pada banyak operator. Tetapi kelihatannya LBS ini gagal menjadi layanan yang benar-benar digunakan oleh pelanggan.

Hal tersebut terjadi juga di Indonesia, saya dengar beberapa operator telah memiliki produk LBS dan beberapa telah meluncurkan produknya ke pasar tetapi layanan ini tidak populer. Alih-alih mendapatkan untung, operator telah meninvestasikan pada layanan yang tidak menghasilkan atau bahkan bisa dibilang gagal. Menurut pendapat saya kegagalan ini karena, pertama, layanan ini tidak dikelola dengan baik, hal ini terlihat dari kurangnya promosi serta kurangnya keandalan layanan. Sering kali layanan ini mengalami masalah sehingga pengguna tidak mendapatkan informasi yang mereka inginkan.

Yang kedua, layanan LBS memiliki keterbatasan karena menggunakan SMS sebagai pembawa informasi. Layanan LBS biasanya menggunakan SMS sebagai bearer, pengguna harus menggirimkan SMS untuk meminta informasi dan LBS server akan bertanggung jawab untuk memberikan informasi dengan mengirimkan SMS. Bayangkan bagaimana seorang pengguna mendapatkan informasi lokasi ATM terdekat dengan disebutkan nama jalan atau gedung, bisa jadi si pengguna bahkan tidak tau dimana letak gedung atau jalannya. Jika kita menanyakan sebuah lokasi tertentu kepada orang lain biasanya kita akan meminta petunjuk arah, ini yang tidak didapatkan pada layanan LBS.

Jadi akan lebih baik jika layanan berbasis lokasi ini diintegrasikan dengan aplikasi peta pada ponsel. Tetapi masalah lain timbul yaitu keakuratan dari posisi pengguna. Produk LBS saat ini kebanyakan menentukan posisi dari base station yang digunakan oleh pengguna. Radius dari cakupan base station adalah beberapa kilometer sehingga posisi yang didapatkan tidak akurat. Untuk itu dibutuhakan teknologi yang lebih akurat seperti GPS yang bisa menentukan lokasi dengan tingkat kesalahan yang kecil. Kendala penggunaan teknologi GPS sebagai layanan berbasis lokasi dari operator adalah aplikasi GPS pada ponsel saat ini tidak terintegrasi dengan jaringan operator. Untuk itu perlu solusi integrasi antara LBS yang berbasis GPS dengan jaringan operator atau layanan informasi dari penyedia konten.

Belum lama ini, bulan November lalu, Sagem Orga sebuah produsen smart card dan produsen produk GPS, BlueSky Positioning, melakukan kerjasama untuk membuat GPS terintegrasi dengan SIM card. Kita lihat saja nanti bagaimana perkembangannya.

Tuesday, December 02, 2008

Domotics

Nokia membuat produk untuk rumah pintar (domotics) yaitu sebuah platform untuk mengontrol alat-alat dalam rumah seperti kulkas, tv, lampu, dan lain-lain lewat sebuah remote control atau ponsel ataupun PC.

Terdapat beberapa teknologi yang biasa digunakan pada rumah pintar, ada yang menggunakan sinyal yang dilewatkan pada saluran listrik (powerline) adapula yang menggunakan sinyal nirkabel atau yang menggunakan teknologi keduanya. Yang paling banyak digunakan adalah teknologi nirkabel, tapi sayangnya banyak sekali standar yang berbeda yang digunakan untuk keperluar rumah pintar ini. Beberapa standar misalnya Z-Wave, ISTEON, X10, ZigBee.

Lebih detail tentang teknologi ini silahkan baca di wikipedia

Followers