Dalam sebuah arsitektur SDP biasanya terdapat elemen yang mengekspos jaringan operator kepada dunia luar misalnya perusahaan rekanan (3rd parties) yang ingin memberikan layanannya kepada pelanggan operator. Elemen ini membuat jaringan operator menjadi semakin terbuka bagi siapapun dan mempermudah operator untuk mengeluarkan layanan-layanan baru pada pelanggannya.
Untuk keperluan mengekspos jaringannya, operator biasanya membuat sebuah API (application programming interface) yang dipublikasikan secara terbuka dan bahkan membuat komunitas developer agar semakin banyak orang yang dapat membuat aplikasi yang dapat digunakan oleh subscriber. API seperti ini disebut dengan istilah Telco API.
Berdasatkan riset, penggunaan Telco API dapat meningkatkan ARPU sampai 36%. Hal ini disampaikan oleh Alan Quayle dalam Asia SDP Summit 2008, November lalu (Paper tentang Telco API dari Alan Quayle dapat dilihat disini). Tentu saja ini menjadi menarik bagi operator yang sekarang sedang mengalami kecenderungan penurunan ARPU karena perang tarif.
Beberapa standar API sebenarnya telah dibuat seperti Parlay/OSA, ParlayX yang berbasis web service, JAIN yang berbasis Java. Tetapi itu saja tidak cukup, kemudahaan untuk membuat layanan bagi developer adalah kunci penting. Oleh sebab itu, ketersediaan akan integrated development environtment (IDE), tools, simulator, contoh kode program aplikasi, dokumentasi serta file-file binary API yang siap digunakan adalah kunci penting bagi operator untuk dapat menggaet developer.
Friday, December 05, 2008
Thursday, December 04, 2008
Demo teknologi relaying yang akan digunakan pada LTE-Advanced
Tanggal 1 Desember 2008, NSN mendemonstrasikan teknologi yang akan digunakan pada LTE-Advance yaitu teknologi relaying. Dengan teknologi ini sebuah antena pada base station dapat ditambahakan untuk menambah cakupan (coverage) tanpa menggunakan backhaul tapi relay station ini mengirimkan data ke station sebelahnya yang memiliki backhaul dengan menggunakan frekuensi yang sama dengan frekuensi yang digunakan oleh perangkat pengguna misalnya ponsel. Dengan cara seperti ini maka peningkatan coverage lebih mudah dan lebih hemat biaya.
Teknologi relaying cocok untuk indoor coverage misalnya didalam gedung maupun di perkotaan dimana banyak gedung tinggi sehingga menghambat sinyal. Fungsi relay disini adalah memperkuat sinyal yang melemah karena adanya interferensi ataupun noise.

Gambar diambil dari presentasi Motohiro Tanno (NTT DoCoMo, Inc)
Berita selengkapnya disini.
Teknologi relaying cocok untuk indoor coverage misalnya didalam gedung maupun di perkotaan dimana banyak gedung tinggi sehingga menghambat sinyal. Fungsi relay disini adalah memperkuat sinyal yang melemah karena adanya interferensi ataupun noise.

Gambar diambil dari presentasi Motohiro Tanno (NTT DoCoMo, Inc)
Berita selengkapnya disini.
Wednesday, December 03, 2008
LTE-Advanced

Sudah beberapa bulan, mungkin 1 sampai 2 bulan tidak buka website 3GPP. Hari ini buka dengan tampilan yang baru, yang lebih fresh dengan warna hijau dan terlihat lebih profesional. Tapi saya bukan mau ngomongin website 3GPP, saya mau ngasih tau kalau sekarang 3GPP sudah mulai mengembangkan teknologi yang lebih baru dari LTE yang diharapkan akan menjadi teknologi 4G.
Jadi LTE tidak akan menjadi teknologi 4G? Ya, sepertinya begitu. Ini karena organisasi telekomunikasi internasional, ITU, yang mendefinisikan teknologi 4G (IMT-Advanced) menspesifikasikan bahwa teknologi 4G harus memiliki data rate minimal 1 Gbps. Teknologi atau spesifikasi baru untuk memenuhi definisi 4G ini sudah mulai dikerjakan oleh 3GPP dan diberi nama LTE-Advanced. 3GPP telah mempublikasikan spesifikasi kebutuhan (technical requirement) TR-36.913 "3rd Generation Partnership Project; Technical Specification Group Radio Access Network; Requirements for Further Advancements for E-UTRA (LTE-Advanced)"untuk pengembangan LTE-Advanced ini pada bulan Juni 2008.
Memang teknologi berkembang begitu cepat melebihi aksebilitasnya sendiri pada masyarakat. Belum juga LTE digunakan oleh operator sebentar lagi kita akan punya LTE-Advanced.
LBS sudah mati?
Layanan berbasis lokasi (Location-Based Service) atau sering disingkat LBS adalah ide untuk memberikan layanan value-added pada pelanggan layanan telekomunikasi yang berbasis pada informasi dimana pelanggan itu berada. Layanan ini telah terealisasi sejak dulu. Hampir semua produsen-produsen alat telekomunikasi besar meninvestasikan uangnya untuk membuat produk LBS dan telah mengimplementasikannya pada banyak operator. Tetapi kelihatannya LBS ini gagal menjadi layanan yang benar-benar digunakan oleh pelanggan.
Hal tersebut terjadi juga di Indonesia, saya dengar beberapa operator telah memiliki produk LBS dan beberapa telah meluncurkan produknya ke pasar tetapi layanan ini tidak populer. Alih-alih mendapatkan untung, operator telah meninvestasikan pada layanan yang tidak menghasilkan atau bahkan bisa dibilang gagal. Menurut pendapat saya kegagalan ini karena, pertama, layanan ini tidak dikelola dengan baik, hal ini terlihat dari kurangnya promosi serta kurangnya keandalan layanan. Sering kali layanan ini mengalami masalah sehingga pengguna tidak mendapatkan informasi yang mereka inginkan.
Yang kedua, layanan LBS memiliki keterbatasan karena menggunakan SMS sebagai pembawa informasi. Layanan LBS biasanya menggunakan SMS sebagai bearer, pengguna harus menggirimkan SMS untuk meminta informasi dan LBS server akan bertanggung jawab untuk memberikan informasi dengan mengirimkan SMS. Bayangkan bagaimana seorang pengguna mendapatkan informasi lokasi ATM terdekat dengan disebutkan nama jalan atau gedung, bisa jadi si pengguna bahkan tidak tau dimana letak gedung atau jalannya. Jika kita menanyakan sebuah lokasi tertentu kepada orang lain biasanya kita akan meminta petunjuk arah, ini yang tidak didapatkan pada layanan LBS.
Jadi akan lebih baik jika layanan berbasis lokasi ini diintegrasikan dengan aplikasi peta pada ponsel. Tetapi masalah lain timbul yaitu keakuratan dari posisi pengguna. Produk LBS saat ini kebanyakan menentukan posisi dari base station yang digunakan oleh pengguna. Radius dari cakupan base station adalah beberapa kilometer sehingga posisi yang didapatkan tidak akurat. Untuk itu dibutuhakan teknologi yang lebih akurat seperti GPS yang bisa menentukan lokasi dengan tingkat kesalahan yang kecil. Kendala penggunaan teknologi GPS sebagai layanan berbasis lokasi dari operator adalah aplikasi GPS pada ponsel saat ini tidak terintegrasi dengan jaringan operator. Untuk itu perlu solusi integrasi antara LBS yang berbasis GPS dengan jaringan operator atau layanan informasi dari penyedia konten.
Belum lama ini, bulan November lalu, Sagem Orga sebuah produsen smart card dan produsen produk GPS, BlueSky Positioning, melakukan kerjasama untuk membuat GPS terintegrasi dengan SIM card. Kita lihat saja nanti bagaimana perkembangannya.
Hal tersebut terjadi juga di Indonesia, saya dengar beberapa operator telah memiliki produk LBS dan beberapa telah meluncurkan produknya ke pasar tetapi layanan ini tidak populer. Alih-alih mendapatkan untung, operator telah meninvestasikan pada layanan yang tidak menghasilkan atau bahkan bisa dibilang gagal. Menurut pendapat saya kegagalan ini karena, pertama, layanan ini tidak dikelola dengan baik, hal ini terlihat dari kurangnya promosi serta kurangnya keandalan layanan. Sering kali layanan ini mengalami masalah sehingga pengguna tidak mendapatkan informasi yang mereka inginkan.
Yang kedua, layanan LBS memiliki keterbatasan karena menggunakan SMS sebagai pembawa informasi. Layanan LBS biasanya menggunakan SMS sebagai bearer, pengguna harus menggirimkan SMS untuk meminta informasi dan LBS server akan bertanggung jawab untuk memberikan informasi dengan mengirimkan SMS. Bayangkan bagaimana seorang pengguna mendapatkan informasi lokasi ATM terdekat dengan disebutkan nama jalan atau gedung, bisa jadi si pengguna bahkan tidak tau dimana letak gedung atau jalannya. Jika kita menanyakan sebuah lokasi tertentu kepada orang lain biasanya kita akan meminta petunjuk arah, ini yang tidak didapatkan pada layanan LBS.
Jadi akan lebih baik jika layanan berbasis lokasi ini diintegrasikan dengan aplikasi peta pada ponsel. Tetapi masalah lain timbul yaitu keakuratan dari posisi pengguna. Produk LBS saat ini kebanyakan menentukan posisi dari base station yang digunakan oleh pengguna. Radius dari cakupan base station adalah beberapa kilometer sehingga posisi yang didapatkan tidak akurat. Untuk itu dibutuhakan teknologi yang lebih akurat seperti GPS yang bisa menentukan lokasi dengan tingkat kesalahan yang kecil. Kendala penggunaan teknologi GPS sebagai layanan berbasis lokasi dari operator adalah aplikasi GPS pada ponsel saat ini tidak terintegrasi dengan jaringan operator. Untuk itu perlu solusi integrasi antara LBS yang berbasis GPS dengan jaringan operator atau layanan informasi dari penyedia konten.
Belum lama ini, bulan November lalu, Sagem Orga sebuah produsen smart card dan produsen produk GPS, BlueSky Positioning, melakukan kerjasama untuk membuat GPS terintegrasi dengan SIM card. Kita lihat saja nanti bagaimana perkembangannya.
Tuesday, December 02, 2008
Domotics
Nokia membuat produk untuk rumah pintar (domotics) yaitu sebuah platform untuk mengontrol alat-alat dalam rumah seperti kulkas, tv, lampu, dan lain-lain lewat sebuah remote control atau ponsel ataupun PC.
Terdapat beberapa teknologi yang biasa digunakan pada rumah pintar, ada yang menggunakan sinyal yang dilewatkan pada saluran listrik (powerline) adapula yang menggunakan sinyal nirkabel atau yang menggunakan teknologi keduanya. Yang paling banyak digunakan adalah teknologi nirkabel, tapi sayangnya banyak sekali standar yang berbeda yang digunakan untuk keperluar rumah pintar ini. Beberapa standar misalnya Z-Wave, ISTEON, X10, ZigBee.
Lebih detail tentang teknologi ini silahkan baca di wikipedia
Terdapat beberapa teknologi yang biasa digunakan pada rumah pintar, ada yang menggunakan sinyal yang dilewatkan pada saluran listrik (powerline) adapula yang menggunakan sinyal nirkabel atau yang menggunakan teknologi keduanya. Yang paling banyak digunakan adalah teknologi nirkabel, tapi sayangnya banyak sekali standar yang berbeda yang digunakan untuk keperluar rumah pintar ini. Beberapa standar misalnya Z-Wave, ISTEON, X10, ZigBee.
Lebih detail tentang teknologi ini silahkan baca di wikipedia
Subscribe to:
Posts (Atom)