Kebanyakan proyek-proyek IT di Indonesia memiliki harga yang tetap (tidak berubah), yang ditentukan sejak awal. Proyek-proyek yang saya tangani pun kebanyakan seperti itu. Jika dalam SOW (statement of work) yang telah disepakati oleh ISV (independent software vendor) dengan client ada tambahan funsionalitas maka biasanya perusahaan saya melakukan kompromi dengan klien dengan menghilangkan fungsinalitas yang lain yang kurang penting (prioritas rendah). Jika tambahan fungsionalitas masih reasonable (cost-nya tidak besar atau waktu yang diperlukan tidak terlalu banyak atau tingkat kesulitan/kompleksitasnya tidak tinggi) maka dilakukan kompromi dengan waktu. Hal ini dilakukan untuk 'menyenangkan' client (apalagi kalau client baru) tapi dengan tidak membebadi tim proyek.
Jika proyek sudah selesai, biasanya tambahan atau perubahan fungsionalitas (enhancement) diatur (manage) dengan CR (Change Request) . Untuk tiap CR kita hitung waktu, resource (man-hours) dan harganya. Setelah sepakat dengan dokumen CR, orang yang terlibat dalam proyek (baik vendor maupun klien) me-review dan mengesahkannya.
Yang sering saya alami sendiri, mereka (klien) malas untuk me-review dokumen sehingga fungsionalitas yang tertera di dokumen CR seringkali kurang. Dan hal tersebut baru diketahui saat UAT. Sekali lagi akhirnya kita melakukan kompromi yang hasilnya bisa penambahan fungsionalitas tanpa biaya tambahan, atau CR baru, atau permintaan digagalkan.
Saya kira selama melakukan proyek IT di Indonesia ini, saya belum pernah merasakan proyek yang di-manage dengan baik (menyedihkan gak sih?). Kita tahu bagaimana me-manage proyek, tahu bagaimana metodologi-metodologi permbutan software, tapi kita tidak bisa menerapkannya.
Saya mulai tertarik dengan "agile methodologies". Karena saya kira metode ini cocok untuk proyek-proyek saya saat ini yang kebutuhannya (requirement) banyak/cepat berubah. Banyak sekali referensi-referensi teknis untuk agile method ini, tapi sayangnya sangat sedikit yang komprehensif. Kebanyakan artikel dari metodologi ini memfokuskan kepada technical software development tapi tidak membahas tentang bagaimana mengatur cost, resource dan deal dengan klien.
Hanya dua artikel ini yang saya kira merepresentasikan apa yang saya cari: