Friday, February 29, 2008

Layanan Welcome Roamers

Ada bayak elemen yang masuk katergori Value Added System (VAS) yang berbasis dari teknologi SS7 signaling probe atau signaling monitoring, diantaranya adalah welcome roamers, missed call alert, location based service, fraud detection.

Signaling probe berarti cara mendapatkan informasi dengan memonitor (capture) informasi yang lewat dalam suatu koneksi fisik dalam jaringan telekomunikasi yang berbasis SS7. Probing dilakukan pada jalur komukasi antar elemen misalnya koneksi E1/T1, SDH/SONET dengan secara pasif sehingga tidak mengganggu jalur komunikasi. Setiap informasi yang lewat kemudian diproses atau difilter oleh application layer.

Welcome roamers

Welcome roamers adalah salah satu layanan dalam telekomunikasi bergerak yang berfungsi untuk mengirimkan pesan SMS pada orang yang melakukan roaming (roamer) baik itu inbound roamer maupun outbound roamer.

Dengan adanya layanan welcome roamers, operator dapat memberi pesan penting tertentu untuk roamer misalnya ucapan selamat datang dengan memberi tahu waktu setempat serta nomor-nomor penting untuk dihubungi misalnya nomor polisi, hotel, resoran. Operator dapat juga melakukan personalisasi pesan dengan menggunakan bahasa di negara asal roamer.

Dibawah ini adalah arsitektur jaringan untuk solusi welcome roamer:

:
Visited PLMN : Home PLMN
:
+---------+ : +----------+
Roamer----| MSC/VLR |------+---------------------------| HLR |
+---------+ | : +----------+
| :
| :
+------+ +----------------+ :
| SMSC |-----| Welcome Roamer | :
+------+ | Server | :
+----------------+ :
:


Layanan welcome roamer untuk inbound roamer dapat dibuat dengan cara melakukan probing pada koneksi antara Visited-MSC/VLR dengan Home-HLR. Secara sederhana prosesnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Pada saat inbound roamer tehubung ke VPLMN, maka VLR di VPLMN akan melakukan location update (MAP_UPDATE_LOCATION) ke HLR di HPLMN.

  2. Sistem welcome roamer yang selalu melakukan probing akan mengambil informasi alamat (global title) HLR dan IMSI dari si roamer dari paket location update.

  3. Kemudian sistem welcome roamer memproses informasi tersebut yaitu mengirimkan pesan/SMS lewat SMSC. SMS yang dikirim dapat berbeda-bebeda tergantung dari negara/operator dimana roamer berasal.

Layanan welcome roamer untuk outbound roamer dapat dibuat dengan cara yang mirip, yaitu dilakukan probing pada koneksi VPLMN dengan HLR di HPLM. Saat location update (LU) dilakukan oleh visited-MSC/VLR ke HLR, MSIDN dan global title dari Visiting-MSC dilihat untuk kemudian roamer dikirim SMS.

Sepertinya layanan welcome SMS untuk outbound roamer jarang diimplementasikan oleh operator.

Modul Probing

Untuk melakukan probing ke saluran SS7 signaling biasanya welcome roamer server memiliki modul fisik terpisah yang disebut probing/moniotoring module atau tapping module. Modul ini yang melakukan pengambilan informasi (menyadap) signaling, penguatan (amplifying) dan pemfilteran untuk kemudian dikirimkan modul pemroses.

Tapping (penyadapan) biasanya dilakukan pada kabel E1/T1 Tx (tranmitter) dan Rx (receiver) yang dihubungkan ke sebuah DDF (Digital Distribution Frame), seperti gambar dibawah ini

+-------+ +-------+
| | | DDF |
| MSC |---------Tx---------|---+---|------------> Link internasional
| |--------------Rx----|-+-|---|<--------------
| | | | | |
+-------+ +-|-|---+
| |
| |
| |
+-----------------+
| Probing Module |
+-----------------+

Tuesday, February 26, 2008

Serangan TCP SYN flood

Proses sebuah koneksi TCP client-server dapat digambarkan sbb:

A Target
| |
|-------SYN------>|
| |
|<----SYN-ACK-----|
| |
|-------ACK------>|
| |

Proses ini adalah proses standar untuk koneksi ke sebuah service yang berada di server oleh sebuah client dan biasa disebut 3-way handshake.

SYN flood attack adalah serangan dengan cara mengirimkan paket SYN sebanyak mungkin ke target tanpa mengirimkan paket ACK,sehingga target tidak dapat lagi memberikan layanan atau menerima request dari client lain. Serangan seperti ini biasanya dilakukan pada layanan-layanan terbuka seperti layanan web/HTTP, FTP.

Proses serangan ini dapat digambarkan sbb:

A Target B
| | |
|-------SYN------>| |
| |----SYN-ACK----->|
| | |
|-------SYN------>| |
| |----SYN-ACK----->|
| | |



Host A membuat packet TCP SYN dengan source address yang telah dimanipulasi yaitu bukan alamat IP host A tetapi alamat IP lain, misalnya host B. Pembuatan paket palsu dengan menubah alamat pengirim disebut address spoofing atau IP spoofing.

Target menerima paket SYN dan kemudian mengirimkan paket SYN-ACK ke host yang tertera pada pake SYN yang diterima, yaitu ke host B. Sementara itu target akan menyimpan request dari A dalam buffer (queue) untuk kemudian diproses jika target menerima ACK dari host A.

Karena target tidak menerimana ACK yang disebabkan SYN-ACK tidak dikirim ke host yang mengirimkannya, maka target akan menunggu hingga time out untuk melepas buffer yang digunakan untuk menyimpan request service dari host A.


Dengan mengulangi proses diatas berkali-kali secara cepat, target akan mengalami kondisi dimana buffer penuh (full) sehingga untuk request service berikutnya, target tidak akan mengirimkan SYN-ACK yang berarti layanan mati itu lah sebabnya serangan seperti ini disebut Denial of Service attack.

Ide serangan ini sangat sederhana dan membuat code untuk serangan seperti ini juga sangat mudah, dengan program C menggunakan library standar kita bisa membuat program syn flood tidak lebih dari 200 baris.

Friday, February 22, 2008

Posting menarik tentang asal muasal Scrum

Posting tentang Origins of Scrum ini menarik karena menyingkap sejarah dibalik berkembangnya Scrum menjadi metodology yang hyperproductive.

Goldratt's constraint theory and focus on muri, mura, and mudah:

  • Muri, .. elimination of disruptions in flow was initiated after the first few Sprints to eliminate reset times between Sprints, now accepted as a best practice in Scrum
  • Mura, or avoidance of stress on an person, system, or process yielded hyperproductive states combined with zero attrition
  • Mudah, or radical reduction in waste has always been a primary driver in all the companies where Scrum is implemented

Thursday, February 21, 2008

Merencanakan dengan permainan poker

Dalam sebuah meeting apapun, pendapat seseorang yang dikemukakan terlebih dahulu bisa mempengaruhi pendapat orang lain yang dikemukakan kemudian.

Dalam perencaan sebuah produk perangkat lunak biasanya kita memulai dengan membuat daftar apa yang harus dibuat kemudian mengestimasi waktu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membangung (develop) masing-masing item tersebut, biasanya dalam mandays. Untuk mengatasi masalah yang saya deskripsikan diawal, maka ada dibuatlah sebuah permainan (game) yang bernama planning poker oleh James Grenning, seorang praktisi Agile Methodology.

Ide permainan ini adalah bagaimana setiap anggota yang ikut dalam meeting yang membahas estimasi waktu pekerjaan, mengemukakan estimasinya dalam waktu yang bersamaan dan dengan cara yang menyenangkan. Dengan mengeluarkan kartu yang bernilai angka estimasi secara bersamaan, setiap orang tidak akan terpengaruh oleh estimasi yang dibuat rekannya. Dan jika terdapat nilai kartu yang sangat ekstrim perbedaannya, pemimpin meeting bisa fokus pada alasan kedua orang tersebut untuk dipertimbangkan oleh peserta meeting untuk kemudian peserta diminta untuk mengkoreksi kembali (adjust) berdasarkan pertimbangan2 yang dikumukan peserta.

Ilustrasi dan deskripsi yang bagus dari planning poker bisa dilihat di sini.


Friday, February 08, 2008

Mobile TV di Indonesia

Dalam waktu tidak lama lagi dalam tahun ini kita di Indonesia akan mendapatkan layanan digital video broadcast atau televisi siaran digital yang dapat dinikmati lewat perangkat bergerak (handheld). Layanan yang dibuat oleh MNC (Global Mediacom) dengan vendor Nokia Siemens Network tersebut diperkirakan akan selesai pada bulan Juni 2008. Siaran televisi digital tersebut menggunakan teknologi DVB-H dan merupakan kesepakatan dengan nilai terbesar dalam sejarah implementasi DVB-H oleh NSN atau Nokia.


Teknologi video/televisi siaran digital untuk perangkat bergerak di Indonesia sudah mulai dirintis sejak tahun 2006. Pemerintah telah mencanangkan ujicoba siaran digital untuk radio dan televisi pada tahun tersebut [link lainnya]. Pada awal tahun yang sama, Nokia dengan PT MECA (Mediatama Citra Abadi) dan SCTV yang merupakan Grup EMTEK (Elang Mahkota Teknologi) melakukan kesepakatan untuk menjalankan proyek percobaan (pilot) dengan menggunakan teknologi DVB-H. Sayangnya hasil dari pilot project tersebut tidak dipublikasikan.

Pemerintah Indonesia juga telah mengadopsi DVB-T (Digital Video Broadcast Teresterial) menjadi teknologi untuk digital video broadcast. DVB-T merupakan basis dari teknologi DV-H, perbedaannya DVB-T tidak dirancang untuk handheld yang memiliki daya (power) yang terbatas dengan layar yang kecil. Pada tahun 2007 lalu pemerintah juga telah mengalokasikan kanal-kanal yaitu kanal 25 sampai 42 untuk televisi siaran digital dengan teknologi DVB-T.

Wednesday, February 06, 2008

Istilah-istilah pada Mobile Marketing

Jika anda memulai bisnis di "mobile marketing" atau memulai bekerja di content provider (CP), anda akan mulai dihujani dengan istilah-istilah yang baru seperti MO (mobile originated), MT (mobile terminated), AO (application originated), application terminted (AT), opt-in, opt-out, shortcode (common short code atau short definition code) yang sering disingkat CSC atau SDC, shared shortcode, cuopon, WAP push, throughput, revenue share, premium SMS, dan lain-lain.

Untuk membantu anda menemukan arti dari istilah-istilah yang biasa digunakan pada mobile marketing, dokumen berisi daftar istilah yang dibuat oleh Mobile Marketing Association ini akan berguna bagi anda.

Beberapa dokumen lainnya seperti Consumer Best Practices Guideline dan Kode Perilaku pada Mobile Marketing juga sangat berguna untuk melakukan praktek mobile marketing.

Nah, yang paling penting, website Mobile Marketing Association bisa dijadikan referensi untuk melihat perkembangan dan mencari perbandingan (case studies) tentang mobile marketing.

Vendor China semakin kuat

Kemaren saya baru saja mendengar berita dari temen bahwa Ericsson akan memecat ribuan pegawainya, komentar saya ketika mendengar berita itu adalah "pasti ini gara-gara persaingan dengan vendor China nih kaya ZTE dan Huawei" soalnya beberapa hari yang lalu saya baru baca berita tentang ZTE yang pada tahun 2007 lalu keuntungannya meningkat 50 sampai 70%.

Dugaan saya tersebut tidak salah. Setelah lihat web site LightReading, dan membaca New Analysis berjudul Ericsson Cuts Jobs as H2 Bites, jelaslah bahwa pengurangan pegawai tersebut adalah untuk penghematan biaya sehingga Ericsson semakin memiliki posisi yang kompetitif. CEO mereka bahakan mengatakan 'saingan' Asia semakin kuat.

Mau tidak mau, senang tidak senang vendor/supplier telekomunikasi dari China, terutama ZTE dan Huawei semakin memegang posisi dalam dunia telekomunikasi. Hal ini saya lihat juga di Indonesia, paling tidak selama 2 tahun terakhir ini.

Monday, February 04, 2008

IPTV tidak sama dengan Internet TV

IPTV bukanlah TV yang di-broadcast lewat Internet. IP menunjukan bahwa cara pengiriman data/informasi dilakukan lewat protokol berbasis IP. Program atau acara yang diberikan dari layanan IPTV dapat berupa acara seperti layaknya TV konvensional ataupun video on demand, dimana penonton dapat memilih video yang akan dilihatnya.

IPTV dapat memberikan layanan yang interaktif dan dapat dipersonalisasi sehingga IP pada IPTV kadang diartikan "interactive and personalization" seperti yang dikemukanan Open IPTV forum, sebuah aliansi para vendor/supplier IPTV, dalam halaman FAQ-nya.

IPTV biasanya digunakan untuk istilah layanan TV/Video berbasis teknologi IP yang diberikan dan dikontrol oleh sebuah service provider (perusahaan) dengan menggunakan infrastruktur jaringan tersendiri (tidak menyatu dengan jaringan publik/Internet) sehingga layanan ini biasanya berbayar. IPTV dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan supplier telekomunikasi.

Karena semakin populernya teknologi ini, istilah (buzzword) yang mengikuti teknologi ini pun semakin banyak. Untuk membedakan dengan layanan TV atau video on-demand yang bersifat terbuka dan gratis, maka digunakan istilah Internet of Television atau Internet of Video. Artikel "IPTV vs. Internet Television: Key Differences" memberikan gambaran yang jelas dari perbedaan istilah Internet TV dengan IPTV.

Kalau kita menengok kebelakang, layanan video streaming di Intenet sudah berkembang pesat sejak beberapa tahun ketika munculnya website-website yang memberikan layanan penyimpanan file-file video secara gratis dan dapat dilihat oleh siapa saja dengan cara streaming (video sharing). Salah satu website yang terkenal ada YouTube. Hadirnya layanan seperti itu membuat orang semakin banyak membuat personal video sehingga mungcul juga istilah video blog atau vlog, podcast, vodcast.

Selain itu, muncul juga website-website dari perusahaan televisi yang memberikan layanan siaran yang dapat dilihat secara on-demand dengan gratis. Ada juga website-website yang memberikan layanan berita, video, film yang mengkategorisasi kontennya dalam "channel" seperti halnya pesawat TV.

Pada dasarnya hadirnya IPTV didorong oleh perkembangan Intenet TV tersebut dan juga layanan multimedia yang semakin banyak sehingga dirasakan dapat menjadi revenue baru bagi operator telekomunikasi terutama operator selular (nirkabel).

Dari segi teknologi, pada dasarnya IPTV maupun Internet TV dapat menggunakan protokol yang sama tetapi saat ini tidak ada satu standar yang menjadi de-facto sebagai satu teknologi (streaming protokol, video/voice codec) untuk IPTV atau Internet TV. Beberapa perusahaan seperti Adobe malah membuat protokol sendiri yaitu RTMP untuk streaming audio/video lewat jaringan IP.

Dokumen "IPTV related protocols" yang dibuat ITU-T FG IPTV ini mengkoleksi protokol-protokol yang sudah ada untuk menjadi standar IPTV.

Standarisasi IPTV

, IPTV merupakan salah satu teknologi yang sedang booming saat ini. Hal ini diperlihatkan dengan semakin banyaknya vendor-vendor telekomunikasi maupun penyedia layanan TV mulai mengembangkan dan merilis layanannya ke publik. Hal ini mendorong organisasi telekomunikasi internasional (ITU) untuk membuat IPTV Focus Group (FG IPTV) yang dibentuk Februari 2006 untuk menginisialisasi dibuatnya standar global untuk IPTV yang mencakup IPTV requirements, architecture, quality of service (QoS), security, digital rights management (DRM), unicast dan multicast, protocols, metadata, middleware serta home networks

Hampir setahun FG IPTV bekerja, bulan Desember 2007 lalu ITU-T mengumumkan untuk mulai secara formal membuat dokumen standarisasi IPTV oleh IPTV-GSI (Global Standard Initiative) . FG IPTV bekerja organisasi standarisasi lain yang lebih dulu telah bekerja untuk membuat standar IPTV seperti
Press release dari standarisasi IPTV oleh ITU ini dapat dilihat di sini (ITU announces first global set of standards for IPTV)

Awal proses pembuatan LTE/SAE

Radio Akses Network pada 3GPP LTE atau disebut juga Evolved-UTRAN (E-UTRAN) mulai didiskusikan pada RAN Evolution Workshop November 2004. Pada workshop tersebut diindentifikasikan beberapa garis besar kebutuhan (high level requirement) dari LTE yaitu:

  • Mengurangi cost per bit
  • Meningkatkan pengadaan layanan (service provisioning) - semakin banyak layanan dengan cost yang kecil dan user experience yang lebih baik
  • Fleksibilitas untuk pengguaan pita frekuensi baru maupun yang sudah ada
  • Penyederhaan arsitektur, interface yang tebuka
  • Konsumsi daya pada terminal yang reasonable

Feasibitly study pada E-UTRA dan E-UTRAN mulai dilakukan Desember 2004 dengan tujuan utamanya adalah membangun sebuah framework sebagai evolusi dari teknologi akses radio 3GPP sehingga didapatkan data-rate yang tinggi, low-latency dan optimasi teknologi akses radio untuk paket-switched domain.

Detil dari kebutuhan dari E-UTRAN dirumuskan pada Technical Report (TR) 25.913 "Requirements for Evolved UTRA (E-UTRA) and Evolved UTRAN (E-UTRAN)" yang mencakup diantaranya:

  • Peak Data rate yaitu 100 Mbps untuk downlink dengan alokasi spektrum downlink 20 MHZ (5bps/Hz) dan 50 Mbps (2.5 bps/Hz) untuk uplink
  • Pengurangan latency pada Control-plane maupun User-plane
  • Data throughput yang meningkat 3 sampai 4 kali untuk donwlink dari HSDPA Rel-6 dan 2 sampai 3 kali untuk uplink dari HSUPA Rel-6
  • Efisinsi spektrum dengan tetap dapat menggunakan lokasi pemancar yang sudah digunakan pada UTRAN/GERAN
  • Penggunaan spektrum yang fleksibel
  • Kemampuan mobilitas pengguna yang masih mendapatkan layanan dengan performasi tinggi pada kecepatan sampai 350 km/jam
  • Cakupan wilayah (coverage) dengan radius sampai 5 km untuk dapat mencapai performansi yang disebutkan diatas dan maksimum cakupan 100 km
  • Enhanced MBMS (Multimedia Broadcast/Multicast Service)
  • Tetap mempertahankan 3GPP RAT (Radio Access Technologi) yang sudah ada dan mendukung interworking dengannya.
  • Single arsitektur yang berbasis paket, minimalisasi interface dan penyederhanaan
  • Reduksi kompleksitas

Pada pertemuan bulan Juni 2005, 3GGP RAN WG1 mulai melakukan evaluasi pada beberapa teknologi air-interface baru yang akan digunakan sebagai physical layer E-UTRA. 6 jenis physical layer yang berbasis WCDMA, SCDMA dan OFDMA dievaluasi dan hasilnya dapat dilihat pada TR 25.814 "Physical layer aspect for evolved UTRA."

Pada tahun 2005 pula 3GPP RAN WG2 yang bertanggung jawab pada spesifikasi Akses Radio Layer 2 dan Layer 3 mendiskusikan kebutuhan/kesepakatan untuk protokol air-interface berdasarkan beberapa asumsi karena pendefinisian protokol sangat tergantung pada teknologi air-interface yang digunakan. Hasil dari pertemuan WG2 dapat dilihat di sini.


Penjelasan diatas saya dapat dari bab 10 pada buku "Next Generation Wireless Systems and Networks" (Penulis:Hsiao-Hwa Chen, Mohsen Guizani). Karena LTE masih dikembangkan hingga saat ini dan buku tersebut dibuat tahun 2005 jadi penulisnya hanya menjelaskan LTE sampai pada kondisi terakhir saat buku terbut ditulis.

Followers