ISUP merupakan signaling yang digunakan antar perangkat switch. Call yang berujung (terminate) pada switch yang sama tidak menggunakan ISUP. Sebelum ISUP, jaringan PSTN menggunakan TUP (Telephone User Part) yang distandarisasi oleh ITU pada Rec. Q.721-Q.725 sebagai signaling yang mengatur pemanggilan. Sekarang ini ISUP digunakan pada jaringan ISDN maupun yang bukan ISDN. ISUP digunakan juga pada jaringan nirkabel GSM/UMTS maupun CDMAOne/CDMA2000.
Pelanggan A Switch A Switch B Pelanggan B
----------- -------- -------- -----------
| | | |
|--------Setup------>|-------------------IAM------------------>| |
| | |--------Setup------>|
| |<------------------ACM-------------------| |
| | | |
|<----Nada dering----|<--------------CPG (ALERT)---------------|-----Nada dering--->|
|<-----Connect-------|<------------------ANM-------------------|<------Jawab--------|
| |
|<==================================== Percakapan =================================>|
| |
| |<------------------REL-------------------|<------Putus--------|
|<------Putus--------| | |
| |-------------------RLC------------------>|------------------->|
| | | |
- Ketika sebuah call dilakukan oleh seorang pelanggan A, maka swith A akan memberitahu ke switch tujuan bahwa ada pemanggilan ke pelanggan B dari pelanggan A.
- Pemberitahuan itu dilakukan dengan mengurimkan ISUP message: IAM (Initial Address Message).
- Swith tujuan kemudian mencoba mengontak pelanggan B, jika kontak dapat dilakukan swith B akan menjawab dengan mengirimkan ISUP message yang menujukan bahwa call dapat dilakukan (ACM). Pelanggan A kemudian dapat mendengar nada sambung (CPG).
- Jika pelanggan B mengangkat telponnya, switch B akan mengirimkan ISUP message ACM (Answer Complete Address) yang menunjukan pelanggan B menjawab panggilan .
- Kedua swith kemudian mengkoneksikan pelanggan A dan pelanggan B dengan sebuah voice trunk sehingga percakapan bisa dilakukan.
- ISUP message REL (Release Mesage) kembali dikirimkan dari switch B ke switch A jika pelanggan B melakukan pemutusan percakapan.
- Setelah Switch A memutuskan jalur komunikasi dengan pelanggan A, switch A akan memberitahukan switch B bahwa koneksi telah diputuskan dengan mengrimkan ISUP message RLC (Release Complete Message)
Ada beberapa standar ISUP, yaitu
Standar ITU-T yang terdiri dari beberapa dokumen Recomendation (Rec.)
- Rec. Q.761 (ISUP functional description)
- Rec. Q.762 (ISUP general functions of message and signals)
- Rec. Q.763 (ISUP formats and codes)
- Rec. Q.764 (ISUP signaling procedures)
- Rec. Q.766 (ISUP performace objective)
- Rec. Q.767 (ISUP yang disederhanakan untuk keperluan interkoneksi internasional)
- Rec. Q.730 (ISDN user part supplementary services)
- Rec. Q.784 (ISUP Basic Call Test Specification)
Selain standar diatas ada beberapa standar lain yang banyak digunakan di Amerika, yaitu
- Standar ANSI T1.113
- Telcordia GR-246
- Telcordia GR-317 LSSGR
- Telcordia GR-394 LSSGR
- ETSI ETS 300-121
- ETSI ETS 300-156-x
----------------------
ISUP
----------+
SCCP |
----------------------
MTP Level 3
----------------------
MTP Level 2
----------------------
MTP Level 1
----------------------
Seperti telihat pada gambar, informasi ISUP dibawa pada service information field (SIF) pada sebuah MSU dari MTP3/MTP3b. Nilai Service Information Octet (SIO) yang mengindikasikan ISUP adalah 0101.
Struktur sebuah ISUP message dibagi menjadi beberapa bagian yaitu
- Routing tabel
- Circuit identification code (CIC) yang panjangnya 14-bit (ANSI) atau 12-bit (ITU)
- Field yang menunjukan tipe message (message type field) misalnya IAM, ACM, ANM, REL, RLC.
- Mandatory fixed part, bagian yang berisi parameter-parameter yang harus ada, urutannya tetap dan panjang tiap field-nya tetap.
- Mandatory variable part, bagian yang harus ada tetapi panjang variabelnya tidak ditentukan
- Optional part yang berisi parameter-parameter yang panjang field-nya dapat tetap atau tidak ditentukan. Tiap parameter memiliki parameter code, panjang parameter, dan isi dari parameter.
Tutorial ini berlanjut ke posting berikutnya.
No comments:
Post a Comment