Wednesday, December 03, 2008

LBS sudah mati?

Layanan berbasis lokasi (Location-Based Service) atau sering disingkat LBS adalah ide untuk memberikan layanan value-added pada pelanggan layanan telekomunikasi yang berbasis pada informasi dimana pelanggan itu berada. Layanan ini telah terealisasi sejak dulu. Hampir semua produsen-produsen alat telekomunikasi besar meninvestasikan uangnya untuk membuat produk LBS dan telah mengimplementasikannya pada banyak operator. Tetapi kelihatannya LBS ini gagal menjadi layanan yang benar-benar digunakan oleh pelanggan.

Hal tersebut terjadi juga di Indonesia, saya dengar beberapa operator telah memiliki produk LBS dan beberapa telah meluncurkan produknya ke pasar tetapi layanan ini tidak populer. Alih-alih mendapatkan untung, operator telah meninvestasikan pada layanan yang tidak menghasilkan atau bahkan bisa dibilang gagal. Menurut pendapat saya kegagalan ini karena, pertama, layanan ini tidak dikelola dengan baik, hal ini terlihat dari kurangnya promosi serta kurangnya keandalan layanan. Sering kali layanan ini mengalami masalah sehingga pengguna tidak mendapatkan informasi yang mereka inginkan.

Yang kedua, layanan LBS memiliki keterbatasan karena menggunakan SMS sebagai pembawa informasi. Layanan LBS biasanya menggunakan SMS sebagai bearer, pengguna harus menggirimkan SMS untuk meminta informasi dan LBS server akan bertanggung jawab untuk memberikan informasi dengan mengirimkan SMS. Bayangkan bagaimana seorang pengguna mendapatkan informasi lokasi ATM terdekat dengan disebutkan nama jalan atau gedung, bisa jadi si pengguna bahkan tidak tau dimana letak gedung atau jalannya. Jika kita menanyakan sebuah lokasi tertentu kepada orang lain biasanya kita akan meminta petunjuk arah, ini yang tidak didapatkan pada layanan LBS.

Jadi akan lebih baik jika layanan berbasis lokasi ini diintegrasikan dengan aplikasi peta pada ponsel. Tetapi masalah lain timbul yaitu keakuratan dari posisi pengguna. Produk LBS saat ini kebanyakan menentukan posisi dari base station yang digunakan oleh pengguna. Radius dari cakupan base station adalah beberapa kilometer sehingga posisi yang didapatkan tidak akurat. Untuk itu dibutuhakan teknologi yang lebih akurat seperti GPS yang bisa menentukan lokasi dengan tingkat kesalahan yang kecil. Kendala penggunaan teknologi GPS sebagai layanan berbasis lokasi dari operator adalah aplikasi GPS pada ponsel saat ini tidak terintegrasi dengan jaringan operator. Untuk itu perlu solusi integrasi antara LBS yang berbasis GPS dengan jaringan operator atau layanan informasi dari penyedia konten.

Belum lama ini, bulan November lalu, Sagem Orga sebuah produsen smart card dan produsen produk GPS, BlueSky Positioning, melakukan kerjasama untuk membuat GPS terintegrasi dengan SIM card. Kita lihat saja nanti bagaimana perkembangannya.

1 comment:

RFN said...

Hmm...gitu ya ternyata...Informasi yang berguna! Thx ya...

Followers